folder Filed in Thoughts
Saya Pasti Kecewa Dengan Anies Baswedan
Edward Suhadi comment 11 Comments

Saya rasa, saya ga bego-bego amat.

Saya membangun perusahaan jasa foto dan video Edward Suhadi Productions dari nol, dari satu kamera dan satu lensa di sebuah ruang sewaan, sampai sekarang menjadi warung dengan team hampir 25 orang dan tongkrongan keren The Disco.

Saya membangun banyak teman-teman, dari ‘kertas polos’ sampai sekarang bisa melakukan hampir segalanya dengan pengalaman dan standar tinggi yang bisa dibanggakan.

Saya juga aktif di beberapa komunitas, dipercayakan jadi ketua sana-sini, dan cukup sering menjadi pembicara tentang entrepeneurship, passion, dan tentunya fotografi.

Saya juga berkesempatan untuk banyak melihat dunia dan belajar banyak dari apa yang saya lihat dan alami.

Dan saya juga banyak menulis. Banyak juga yang bilang tulisan saya bagus 🙂 Nanti kalau selesai baca komentar ya 🙂

Kenapa sih jadi penyombongan aktualisasi diri dengan berbagai statusisasi ini?

Karena saya mau bilang, dengan pengalaman saya hidup di dunia sejauh ini, saya yakin banget bahwa saya akan kecewa dengan Anies Baswedan.

Mungkin sudah terlihat jelas dari timeline Twitter dan aktivitas saya bahwa saya mendukung beliau maju menjadi salah satu calon presiden di Konvensi Partai Demokrat.

Sikap saya ini, dan juga beberapa teman yang melakukan hal yang sama, diterjemahkan oleh banyak kalangan sebagai sebuah kebodohan dan buang-buang waktu saja.

“Sudahlah, kamu pasti kecewa nantinya. Ngapain?”

Newsflash: Saya yakin banget bahwa saya akan kecewa dengan Anies Baswedan 🙂

Lho kok?

Karena dalam seumur hidup saya berkarir dan berelasi, memimpin begitu banyak team, bertemu begitu banyak orang dan merajut begitu banyak hubungan, saya tahu persis bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan pasti kita akan mengalami kekecewaan.

Sahabat pergi, saudara berubah, partner bisnis menghianati, teman berpaling muka, keluarga berdiam diri. Itulah fakta kita hidup. Dan saya sudah cukup lama hidup dengan menerima bahwa saya pasti akan kecewa dengan siapapun juga.

Jadi pertanyaan yang saya ajukan kepada diri saya sendiri ketika saya memutuskan untuk ikut iuran adalah bukan “Apakah Anies Baswedan sempurna?”, tapi “Apakah Anies Baswedan layak mencoba menjadi Presiden Indonesia?”

Mantap betul jawab ‘tidak’ untuk pertanyaan nomor satu, dan mantap betul jawab ‘ya’ untuk pertanyaan nomor dua.

Sejauh yang saya tahu, AB adalah sosok bersih, berintegritas dan bisa bekerja. Tiga itu saja untuk dicari di peta politik Indonesia saat ini sama seperti mencari tiga butir permata di hamparan pasir pantai. Dan saya jika ketemu tiga permata di hamparan pasir pantai, pasti saya comot dan pegang erat-erat.

Banyak memang pertanyaan dan kesangsian khalayak tentang kemampuan dia memimpin. Tapi dari apa yang saya alami sendiri setelah sebulan di daerah terpencil hidup bersama para Pengajar Muda (video youtube di bawah), beliau bisa mempimpin sehingga dia layak mendapat dukungan saya.

[youtube id=”qsyQi3L2Kr4″]

Eh, tunggu dulu deh.

Saya belakangan sering lihat kalimat tersebut. “Layak mendapat dukungan saya.” Diucapkan oleh saya sendiri dan juga banyak teman-teman di twitter dan di perbincangan langsung.

Pertanyaannya: Kite siape sih? ;D

Kite itu siape sehingga layak memberikan restu buat orang-orang yang sudah berbuat nyata buat bangsa ini.

Kite pernah kerjain ape sih? 😀 Nyinyir di Twitter? Numpang pup di tanah ini?

Ada satu Ibu yang saya sangat hormati di kantor Indonesia Mengajar. Namanya Ibu Yundrie. Beliau seperti ibu-ibu biasa saja, berkerudung dan selalu tersenyum, namun apa yang dia kerjakan luar biasa.

Dia adalah team advance dari para pengajar muda, mencari pelosok Indonesia yang paling pelosok yang membutuhkan tambahan guru. Naik pesawat, lalu disambung kapal, lalu disambung naik truk, lalu disambung ojek. Kadang puluhan jam untuk sampai ke suatu desa. Ke tempat-tempat yang sangat tertinggal. Duduk ngotot di kantor-kantor kepala dinas pendidikan sampai yang punya kantor menyerah dan akhirnya mau menemui dia. Sering ditolak, sering dihindari, sering dicibir dan juga pernah diusir. Bertemu dengan para pemuka agama dan pemuka desa, dari kampung ke kampung, ‘jualan’ misi Indonesia Mengajar.

Nah, orang-orang seperti dia itu baru bisa bilang, “AB layak mendapat dukungan saya.”

Orang-orang seperti Ibu Yundrie di seluruh Indonesia, yang mungkin kita ga akan kenal satu per satu, baru layak mengucapkan hal itu.

Nah kite? Yang pesen ice tea lychee tapi yang dateng ice tea doang lalu marah-marah kayak mau kiamat?

🙂

Anies pasti tidak sempurna, tapi dalam pandangan saya dia layak mencoba menjadi Presiden Indonesia, dan karena itu saya akan mencoba ikut iuran dengan membantu apa yang saya bisa. Video Om Anies menceritakan alasannya maju konvensi di bawah ini salah satu iuran saya.

[youtube id=”7QNJqG0Fqf0″]

Teman-teman juga bisa baca blog Pandji yang membahas poin-per-poin pertanyaan-pertanyaan tentang majunya AB di Konvensi Partai Demokrat.

Tapi saya menulis blogpost ini bukan hanya untuk Anies Baswedan. Saya menulis blogpost ini juga untuk buat anak-anak muda.

Seumur hidup saya, apalagi mata saya sipit begini, saya duduk di balkon Gue Bilang Juga Apa.

Hari-hari ini saya mencoba turun ke bawah ikutan panggung Gue Mau Coba.

Dukung orang-orang baik yang adalah nafas baru di negeri muda ini. Setelah Soeharto turun kita baru belajar berdemokrasi yang sesungguhnya. Pasti masih banyak yang salah, pasti banyak yang masih norak. Tapi jika anak-anak muda, orang-orang baik yang berintegritas dan berkompetensi tidak mau ikutan, maka selamanya negeri ini akan jadi negeri dagelan. Selamanya kita akan facepalm lihat orang-orang ngomong di televisi. Anak-anak muda bisa gunakan kepintaran, integritas dan hati kita buat ikut turun tangan rame-rame buat negeri tempat kita numpang mamam dan pupup ini.

Sikap tidak mau ikutan sebetulnya adalah jelmaan rasa takut. Jangan. Jangan takut salah.

Jangan takut jagoannya ternyata orang brengsek. Selama kamunya ga ikutan brengsek ga apa-apa dong? 🙂

kecewaitubiasa.com

Berani kecewa itu baru luar biasa 🙂

Jangan cuma jadi orang-orang di film Hollywood yang suka teriak-teriak, “I pay my taxes!” Nyebelin kan orang-orang begitu? 🙂

Dukung siapa yang menurut penilaian kamu baik. Jokowi sumpah keren. Dulu saya ikut main di video Jokowi lho 🙂 Saya saat ini bantu Om Anies dan mungkin akan bantu Mas Jokowi juga kalau saya diperlukan (Mas Jokowi hayu maju apa nggak nih?). Ikut turun tangan, jangan cuma di balkon. Motto Dahlan Iskan kemarin asik banget: “Kerja! Kerja! Kerja!” Makin banyak orang-orang baik isi panggung, orang-orang ga bener akan makin tergeser.

Saat ini, buat negeri ini, saya mencoba ikut iuran.

Saya pasti kecewa dengan Anies Baswedan. Tapi di luar perasaan pribadi saya, dan beribu perdebatan tentang kriteria seorang presiden, saya nilai dia sangat layak maju.

Kan saya sudah bilang: saya ga bego-bego amat 🙂

– – –
*Follow the writer Edward Suhadi on his Twitter account @edwardsuhadi

  1. Duh kalo ada Bu yundri jadi pengen ikutan komen 😀
    Jadi keinget hadiah pemberian sebingkai foto pak Anies waktu kemarin ketemu di soft launch FGIM 😀

    Salah satu pesan yang selalu kuingat dari Pak anies adalah, selalu pilih jalan mendaki, meskipun melelahkan dan kadang penuh kekecewaan, namun pada akhirnya kamu tidak akan menyesal, ketika kamu pernah memlih untuk memulai. 🙂

    Good writing btw, Koh 😀

  2. Judul yang sangat menarik perhatian! Pertama kali (dan sekali-kalinya) saya bertemu dengan Pak Anies adalah di tahun 2008 ketika saya mewawancara beliau untuk majalah tempat saya bekerja dahulu. Pertemuan itu jadi salah satu titik terpenting dalam hidup saya. Anies Baswedan membuat saya percaya lagi pada diri saya sendiri sebagai manusia Indonesia. Manusia Indonesia yang bisa berkontribusi bagi bangsa dan sesama. Sudah lima tahun yang lalu pertemuan itu, namun hingga hari ini semua kata-kata yang Pak Anies bagi kepada saya di hari itu masih terus membakar dan membuat saya ingin berkarya dan jadi lebih baik. Pak Anies memang tidak sempurna. Namanya juga manusia. Tetapi apa yang dia percaya, saya percaya. Maka meski nanti saya kecewa, dengan sepenuh hati saya percaya beliau pantas (dan mungkin harus) ikut dalam lomba menuju RI1. Terimakasih atas tulisan ini!

  3. beberapa waktu lalu, karna sempat nonton sekilas liputan berita tentang konvensi pencalonan pak Anies Baswedan yg sebelum”nya cm wacana akhirnya akn direalisasikan setelah lihat diliputan itu.

    dan karna sedikit tahu peran serta pak Anies Baswedan dalam pembangunan mental pendidikan bangsa ini lewat gerakan Indonesia Mengajarnya dan banyak prestasi jg kegiatan beliau yg aktif turut serta menuangkan pikiran dan tenaganya demi pendidikan indoesia.

    saya jd terpanggil utk bisa ikut mendukung beliau, bukan krn dia diusung oleh partai yg sedang berkuasa. tapi kepada trackrecord beliau yg gemilang.
    setelah itu saat sedang browsing & jg keliaran ditwitter, dapet link youtube beliau dr twittnya bang @pandji , dan sempat menonto video dokumentasi beliau tentang kesiapannya utk Ikut Turun Tangan Melunasi Janji Kemerdekaan itu, wah saat menontonnya saja, ngerasa merinding hebat dengan visi-misi dan ide gagasan beliau.

    sesudah menonton itu, sayapun cb browsing cr” profil pak Anies, akhirnya menemukan ini http://aniesbaswedan.com/ dan saya rasa, saya harus ikut turun tangan mendukung beliau, sebagai tokoh muda dan harapan baru bagi indonesia yg merdeka, semoga… AAMIIN

  4. Excellent writing! Bukan hanya karena indah, tapi isinya sangat menggugah hati saya sebagai orang Indonesia dari kaum sipit. Semoga semakin banyak yang muda tergerak untuk “do something”. Thanks for sharing this 🙂

  5. Nice writing. Sayang SBY gk seberani mega majuin jagoan bukan dr lingkarannya …

  6. Another tear setelah kenal sosok anies. airmata haru gimana satu sosok bisa merubah kembali anak2 muda yg apatis terhadap politik menjadi seperti mas Edward. Semoga kelak ada wadah dan cara menasionalkan gerakan mas anies ..agar banyak mas edward2 lain di indonesia. dimana saya tak lagi di cap Naif ketika menyuarakan hal yang sama di lingkungan saya. Orang baik yang penting , bukan sectornya .. 🙂

Comments are closed.