folder Filed in Life
Bagaimana Tahu Dia Adalah Pasangan Hidup Yang Kucari
Edward Suhadi comment 33 Comments

“Bagaimana saya tahu kalau dia adalah ‘the one’?” 

Selalu pertanyaan itu muncul jikalau ngobrol dengan mereka yang umur-umur pacaran udah lama atau usia menikah.

Banyak pasangan yang sudah pacaran tahunan tapi belum berani melangkah ke jenjang yang lebih lanjut, karena mereka punya ketakutan besar yang cukup beralasan, yaitu bagaimana kalau nanti ternyata saya salah pilih?

“Selesai hidup gua.”

Bener juga sih.

Dulu saya merasa sudah menemukan jawaban atas pertanyaan ini dan selalu saya bagikan kepada para anak muda yang mencari jawaban untuk pertanyaan yang sama.

Jawabannya adalah: “Dia adalah pasangan hidupmu jika dengan keberadaan dia kamu menjadi orang yang lebih baik.”

Dan dengan panduan jawaban ini, saya dan banyak anak muda lain akhirnya memberanikan diri untuk berkata, “Iya, dia adalah orangnya.”

Tapi hari-hari ini saya sepertinya menemukan jawaban yang lebih mudah dijadikan panduan. Lebih akurat juga.

Bulan kemarin saya dan Francy menangis berdua. Kita berdua itu menangis gak setahun sekali lho 🙂 Bukan pasangan drama.

Kita menangis tersedu karena sulitnya keadaan yang kita alami. Something very personal. Udah jarang merasakan kecewa atau sesuatu yang sedemikian sakit. Sesuatu yang bisa dijadikan alasan untuk frustasi, depresi, bahkan untuk menjadi saling membenci.

Saya bisa melihat pasangan-pasangan mengalami yang kita alami, lalu mereka mulai saling menyalahkan, mulai ga suka melihat satu-sama lain, dan di antara pertengkaran-pertengkaran yang dimulai dari hal-hal sepele, mereka mulai berharap-harap dan menerawang ‘andaikan-andaikan’.

Puji syukur kepada Tuhan, hal-hal ini tidak terjadi pada kita.

Saya nggak tahu pasti perasaan Francy, tapi yang saya rasakan adalah kita berdua malahan semakin sayang.

Cieee….

🙂

Tapi bener.

Setelah air mata kita kering, yang tersisa justru rasa sayang yang lebih mendalam, kecupan-kecupan di kening yang lebih sering, lebih sering saling meledek dan tertawa, adanya semangat berjuang yang membara, dan kepala ini isinya pikiran-pikiran ‘ayo kita lewati ini berdua’.

Bukan artinya kita jadi pasangan sempurna yang ada di film-film. Francy masih kesel kalau saya nambah ketika makan, dan saya masih suka menengok kalau melihat wanita cantik lewat 🙂

We’re your ordinary, real-world real-life couple. Dengan begitu banyak kekurangan-kekurangan kita.

Tapi ketika ada hal berat yang kita hadapi bersama, kita jadi semakin dekat dan kuat, bukannya jadi semakin jauh dan lemah.

Inilah yang mau saya bagikan buat para anak muda yang lagi bingung di luar sana:

“Dia adalah ‘the one’, ketika dalam keadaan sulit, kalian jadi semakin dekat dan kuat.”

Ketika dia dipecat dari kerjaannya, ketika dia dihina keluarganya, ketika waktu kalian bersama berkurang banyak karena tekanan pekerjaan, ketika kalian ga bisa bayar kontrakan, ketika orang tua kalian tidak menyetujui hubungan kalian, ketika bisnisnya kandas untuk ketiga kalinya, ketika kelalaiannya membuat keluarga kalian susah, ketika dia harus terbaring berbulan-bulan karena sakit, ketika anak yang kalian idamkan ternyata lahir membutuhkan perhatian khusus, dan banyak-banyak lagi.

Di saat-saat sulit, apakah kalian jadi makin dekat, atau malahan berpikir, “Ini salah dia.”, “Jadi orang kok begitu amat?”, atau “Ngapain gua ada di sini sama dia?”


 

Buat yang pacaran, semoga panduan sederhana ini membantu kalian menemukan pasangan hidup yang tepat.

Buat hal-hal kecil dalam pacaran: motor mogok, ban mobil kempes, restoran tutup, kehujanan, sampai yang berat seperti keluarga menekan karena tidak setuju dengan hubungan kalian: coba periksa hati kalian.

Apakah jadi semakin dekat, sayang, kuat, atau malah sebaliknya? Karena hidup pernikahan nanti jauh lebih berat bos. Trust me 🙂

Dan buat yang sudah menikah, ingat, untuk kalian, ‘the one’ itu bukan dicari lagi. Sudah lewat mas, itu koran kemarin.

Menjadi “The one” itu harus dikerjakan.

Be the one.

 

PS: ini foto saya dan Francy di awal-awal pacaran kita, sekitar 15 tahun lalu.

  1. Yg PASTI hidup ini harus selalu Mengucap Syukur dlm keadaan apapun…….buat yg msh mencari pasangan, Libatkan Tuhan pd masa pencarian itu jngn terlalu dibw perasaan…..memang perlu wkt…..tapi seiring wkt itu Tuhan PASTI tunjukkan layak/tidak dia untuk km…..

  2. Thank you for sharing, very simple and true yet we sometime forget about it. Pertanyaan saya, how to really assess ketika kita disyukurin dengan hal2 yang baik dan nga banyak rintangan2 yang serius?

  3. Thanks buat tulisannya yang sangat sederhana tapi sangat nyata dan mengena.
    Menurut mu jika aku dan dia berbeda agama? orang tua tidak setuju…???
    aku tdk akan meninggalkan kepercayaan ku, begitu pun dia. tapi kami hingga saat ini masih bersama. semakin kami pergi menjauh satu sama lain, malah kami semakin merasa sakit.. justru hal itu membuat kami semakin dekat dan sudah menjadi kebiasaan kami selalu bersama. menurut mu bagaimana?

    1. Maaf kalau ikutan bicara hehe..
      Kita harus seiman dlm pernikahan..
      Itu prinsip iman.
      Yg seiman sj namanya rumah tangga rawan konflik..aplg tdk seiman..
      Harus ibadah bersama2 ayah ibu anak..sehingga betkat Tuhan turun..
      Sy pernah spt ini..tp sy tinggalkan..sakit..tp sy berpikir jauh ke depan…skrg kita sama2 pny keluarga..dan fine2 aja..
      Just pray..

    2. Kakak pembina rohani ku prnh bilang, Pacaran beda Agama itu cuma ada 2 ujungnya :
      1. Tuhan nya yg diganti
      Atau
      2. Pacar nya yg diganti.
      Smg mndpt pilihan yg tepat, ingt lah kita sdh memiliki Cinta yg lebih dr sekedar cinta didunia ini. Gbu 🙂

    3. apapun agamanya Tuhan itu satu..
      apapun agama kita, kita sama2 makhluk Tuhan. aku bangga kedua orang tuaku berbeda agama bahkan jauh melebihi apabila mereka seagama. karena disitulah rasa cinta, saling menghargai dan toleransi itu benar2 nyata dirasakan. cinta itu suci adanya dan semua agama mengajarkan itu.
      Buat yg menganggap perbedaan agama sbg alasan gagalnya pernikahan, sebaikanya intropeksi, mungkin dia memang bukan ‘the one’. Bukan dari agamanya tp personalitynya

  4. What a deep thought. Menjadi the one itu harus dikerjakan ketika sudah menikah. Saya berharap (ex) suami sy come across this read sebelum beliau menalak saya.

  5. Sebenarnya tadi males bahas nya.
    Tapi di pikir-pikir, sepertinya SEKARANG adalah waktu yang tepat untuk memberitahu teman-teman akan sebuah KEBENARAN PAHIT tentang PERNIKAHAN dan “THE ONE”.
    Yang akan saya tuliskan dibawah adalah JALAN OTENTIK SAYA PRIBADI. Saya tulis karena BANYAK YANG BAHAS, dan ga ada maksud MAKSA TEMAN-TEMAN UNTUK IKUT atau percaya.
    Saya NGERTI bahwa hal ini akan menimbulkan kontroversi, kebingungan bahkan Kemarahan bagi teman-teman. ITU WAJAR.
    Sebagai pria yang ORIGINAL OTENTIK sangat penting bagi saya untuk dapat JUJUR dalam meng-ekpresikan diri saya sepenuhnya.
    Bagi yang ga setuju silahkan pilih jalan hidup teman-teman sesuai keinginan dan kepercayaan teman-teman. Apapun itu, saya dukung, saya respect.
    Dan bagi yang pengen tau lebih lanjut atau penasaran akan topik ini, mari kita diskusikan.
    ***
    TANYA:
    “Bang, apa pandangan nya tentang pernikahan? Di agama kita cuma bisa 1 kali. Kalo ngikuti impuls terus, apa jadinya manusia? (Maaf cuma ngutarain pendapat)
    JAWAB:
    Untuk membahas topik ini kamu harus tetap bisa OPEN MINDED untuk dapat mencerna nya.
    Tapi intinya sih begini,
    Pernikahan merupakan sebuah IDEOLOGI yang datang dari konsep PROPERTY, JAUH sebelum datang nya AGAMA. Pernikahan pun BUKANLAH soal cinta, tapi soal TRADISI, ANAK dan HARTA.
    Nah kalau GA NIKAH apa jadinya dunia?
    Aku coba Membayangkannya,
    Dunia akan penuh LIBERASI, EKSPRESI dan KEBEBASAN.
    Tidak ada lagi yang namanya perceraian, perselingkuhan ataupun prostitusi. Semua HILANG saat tidak ada pernikahan.
    Tidak ada lagi SAKIT HATI karena cemburu, SEMUA saling menghargai BUKAN KARENA “kamu milik aku”, tapi karena TULUS MENCINTAI TANPA SYARAT, tanpa SANGKAR EMAS.
    Tanpa pernikahan tidak akan ada lagi MERTUA yang selalu ikut campur urusan kamu, yang mengatur jalan hidup kamu.
    Tidak ada lagi istri yang mengguna-gunakan suami untuk CARI NAFKAH, dan suami yang menggunakan istri untuk NGURUS RUMAH. SEMUA akan MANDIRI namun saling bantu BUKAN karena SALING TERGANTUNG, tapi karena saling MEMPERBESAR KEMANDIRIAN.
    Untuk yang ini, Nanti lain kali kita dalami.

    Namun sekali lagi, DATANGLAH dari AKAR JATI DIRI mu. Jika kamu ingin menikah, menikah lah. Itu PILIHAN mu.

    ** THE ONE **
    TANYA:
    Kalau memang dasarnya kita setia sama satu cowok/cewek karna kita rasa dialah the one apa itu dibolehkan? Gimana bang ?
    JAWAB:
    TIDAK ADA yang namanya THE ONE.
    Saya jelaskan..
    Saat kamu sedang AMAT SANGAT JATUH CINTA, maka bagian otakmu yang MENGATUR PERSEPSI AKAN WAKTU berhenti. Makanya kamu merasakan CINTA TANPA BATAS WAKTU yang lalu kamu artikan sebagai THE ONE.
    Namun jika HORMON yang membuat mu jatuh cinta itu HABIS, maka kamu tidak akan lagi merasakan bahwa dia THE ONE.
    Tapi kamu terlanjur sudah PACARAN atau NIKAH, misalnya.. Maka akhirnya TERJEBAKLAH kamu dengan pria/wanita yang SUDAH TIDAK LAGI KAMU CINTAI.
    Lalu kamu MEMAKSAKAN DIRI untuk MEMINTA DIA CINTA KAMU LAGI SEPERTI DULU karena kamu pikir DIA MASIH SEPERTI yang DULU, karena kamu pikir DIA THE ONE.. Sayangnya, DIA SUDAH TIDAK PEDULI kepada kamu, maka TERJADILAH PERTENGKARAN HEBAT karena keduanya SALING TUNTUT, bukan lagi TULUS seperti saat HORMON KEDUA nya MASIH PENUH.
    Makanya kamu dapat lihat bahwa ORANG YANG PALING KAMU BENCI adalah orang yang DULUNYA PALING KAMU SAYANG.
    Hati-hati dengan perangkap ini.
    Jika cinta datang, NIKMATI TANPA EKSPEKTASI.
    Jika bertahan, TERUS NIKMATI. Jika harus pergi, PERGILAH.
    Begitulah seharusnya CINTA BERJALAN. Secara ALAMI, TULUS dan TANPA TUNTUTAN atau PAKSAAN.
    Jika CINTA dilihat dari segi HUKUM FISIKA, maka CINTA itu wujudnya adalah EMOSI. EMOSI adalah ENERGI. ENERGI itu TIDAK DAPAT DICIPTAKAN atau DIMUSNAHKAN, ENERGI hanya bisa BERUBAH BENTUK.
    Oleh karena itu, CINTA MU tidak akan PERNAH MATI, hanya WUJUDNYA saja BERUBAH. WUJUD apa? WUJUD WANITA nya!
    Cukup JELAS?
    TANYA:
    Loh bang! kalo pola pikirnya seperti itu gimana bisa menikah??
    Secara dengan kata lain kita terus terus berganti wanita jika cinta tersebut ada pada wanita lain??
    JAWAB:
    Yang saya jelaskan BUKAN POLA PIKIR tapi FAKTA yang ABSOLUT pasti terjadi.
    Karena Pernikahan itu sendiri bukanlah soal cinta, tapi soal TRADISI, ANAK dan HARTA.
    Wanita mana yang mau menikah dengan pria yang tidak mapan dari segi materi, mental, juga emosi ? Pria mana yang mau menikah denga wanita yang jelas-jelas tidak bisa punya keturunan/mandul ? Mungkin saja ada, tapi dikarenakan sudah benar-benar terdesak atau terlanjur tua.
    Makanya kalo orang cerai, yang DIPERMASALAHKAN adalah HAK ASUH ANAK dan HARTA GONO-GINI.
    Cinta keduanya SUDAH JAUH MATI saat anak lahir. Jadi pada dasarnya, GEN ditubuh kita INGIN BERTAHAN HIDUP (survive). Cara GEN SURVIVE adalah dengan MEMILIKI KETURUNAN. Lalu gen MENIPU pikiran pria dan wanita UNTUK SALING JATUH CINTA. Lalu keduanya MENIKAH dan PUNYA ANAK.
    Saat wanita SUDAH PUNYA ANAK, cinta nya kepada pria jadi berkurang bahkan hilang karena cintanya TURUN KE ANAK. Jadilah SEMUA DEMI ANAK, suami hanya ALAT untuk membantu membesarkan anak.
    ITU FAKTA, bukan POLA PIKIR.

    Nah lalu harus bagaimana kalau ingin menikah?
    Silahkan saja menikah namun JANGAN HARAPKAN CINTA.
    Itu saja.

  6. Kalau yang belum pernah ngerasaiin bagaimana rasnya cinta tulus pasti akn ngomong sprti itu :). Nonoffense loh. Ga salah kok berpendapat sprti itu.
    Ga bs maksa dirimu untuk merasakan cinta tulus. 🙂
    Tapi, dalam kehidupan saya, Puji Tuhan saya selalu diberikan orang yang mencintai saya tulus.

    Untuk cerita dr mas Edward, thanks loh because u remind me untuk bertahan dan bersyukur. Terkadang manusia lelah dihantam masalah terus tapi ketika sedang dlm keadaan terpuruk Tuhan ga diem kok.
    Ah, senangnya pagi ini bs diingatkan bersyukur.??

  7. Ketika kita tdk menuntut… disaat itulah cinta. Karena sejatinya adalah pengorbanan. Tks.

  8. Sangat menarik untuk didiskusikan….saya mau bertanya nihh, Bagaimana kalau orang tuax beda agama? Ayahx agama x, mamax agama y, dia ikut sama mamax, saya dan pasangan seiman. Namun mama dia ngga respect,saya harus gimana? Padahal saya sudah jalan sekitar 3 tahunan,apa yg harus saya lakukan,mohon saranx…makasih JBU

  9. Klo sy boleh ikut menambahkan, karena sy jg belum menikah, tetapi lingkungan saya rata2 suda pada menikah, dgn usia pernikahan yg relative, dr pengantin baru sampai sudah beberapa kali jd pengantin, dan apa yg saya lakukan selama ini, saya selalu teringat dgn salah satu kalimat yg pernah diucapkan pada saat bimbingan pra-nikah.

    Sebuah kaliamat yg sederhana sekali tetapi ini merupakan dasar dari kehidupan pernikahan. Kalimatnya,”PERNIKAHAN ADALAH SEBUAH KESIAPAN, BUKAN SOAL MATERI DAN MENTAL SAJA, TETAPI LEBIH DALAM LAGI, SEBERAPA SIAP ANDA BERKORBAN UNTUK PASANGAN ANDA?”

    Rhema yg sy tangkap, cinta yg sejati dan tulus itu, merupakan KASIH, kasih yg tak bersyarat atau kasih AGAPE, bukan kasih eros atau filia. Seperti Tuhan mengasihi kita tanpa syarat. Kasih yg mau berkorban untuk pasangannya, tdk ada lagi ego n kepentingan pribadi, maksud dan tujuan individu.

    Apakah kita semua sudah belajar berkorban? Tanpa mengharapkan sesuatu, tulus ikhlas, selalu melakukan yg tbaik yg bs kita lakukan.

    1 lagi yg tdk kalah penting, mengucap syukur, mengucap syukur dlm segala hal, segala keadaan, segala yg kita miliki, sebelum semua yg kita miliki saat ini memaksa kita untuk bersyukur.

    “Karena ucapan syukurlah yg membuat kita bahagia, bukan karena kita berbahagia maka kita ucapkan syukur”

    Kalau kita mengucap syukur, kita akan lbh mudah menangkal sakit hati, dan lbh mudah untuk tidak menjadi kecewa..

    Sekian, thx..semoga bermanfaat, dan sy bukannya sok pinter, tapi cm berbagi aja dr apa yg sy lihat.

    GBU all

  10. “Menjadi the one itu harus dikerjakan… Be the one”

    That really touched me right on my soft spot haha.

    What you wrote was so simple yet so deep. Thank you so much for giving us a gentle reminder 🙂

    1. Me too…

      “Menjadi the one itu harus dikerjakan… Be the one”

      So inspiring…

      Thank you edward for this reminder ..

  11. O κ. Ιωάννη Ζηζιούλας (ΠΕΡΓΑΜΟΥ) δεν μας έχει εξηγήσει με ποια σύνοδο επιτρέπεται να προωθούνται αιρέσεις ,όπως οι πεντηκοστιανοί,ο οικουμενισμόςη πανθρησκεία. ΚΑΝΟΝΑΣ μέχρι σήμερα είναι να καθαιρούνται όσοι εισάγουν αιρέσεις (ΠΕΡΓΑΜΟΥ,ΔΗΜΗΤΡΙΑΔΟΣ κ.α). Αν ο αρχιεπίσκοπος καθιερώσει τη βλασφημία ως κανόνα της εκκλησίας πρέπει να καθαιρεθεί“ει μεν κληρικός είη, καθαιρείσθω, ει δε λαϊκός, αφοριζέσθω”,

  12. IT’S 2012, quit waiting and legalize cannabis and hemp already. let make a movement.? politicians are in the pockets of the wealthy international bankers. put the power back into your hands and MOVE!

  13. Man she better stick to modeling. You gotta step it up these days to make it the music industry. I got much love for Deelishis but that song sounds just as bad as Krazy’s. Sorry Deelishis but I’m not impressed. Step it up chick.

  14. I learned something new this evening and to me, that’s always great.The designers at Liv-Glam and it’s owner are so knowledgeable aboutthe fashion industry and I learn from them regularly, sometimesabout fashion in world, sometimes about it off line, and sometimeshow the two intersect.

  15. timewellspentHey there! You’ll be there on Monday the 5th? Or the same day as us (March 29)?I don’t know the name of the doc we’ll see, but it’s a developmental pediatrician. We’re looking forward to learning some more about this little guy, and having some fun in Baltimore!Be sure and introduce yourself on the DD boards so I know how to find you!

  16. I am SO glad you’re settled in, and that the car is no longer something that feels like your home instead of your transportation. Congratulations! Now to unpack every box… Jo recently posted..

  17. Makasih sangat inspiratif, memotivasi, dan ujung-ujungnya memuliakan nama Tuhan, Tuhan baik. Tuhan memberkati kak..

  18. Sangat menginspirasi mas, terutama yang ini …
    ‘Dan buat yang sudah menikah, ingat, untuk kalian, ‘the one’ itu bukan dicari lagi. Sudah lewat mas, itu koran kemarin.’

Comments are closed.